Profil Desa Gombang

Ketahui informasi secara rinci Desa Gombang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Gombang

Tentang Kami

Profil Desa Gombang, Sawit, Boyolali. Jelajahi potensinya sebagai sentra industri rambak kulit sapi yang gurih, UMKM makanan ringan yang produktif, dan lumbung padi tangguh yang berada di perbatasan selatan Boyolali.

  • Sentra Industri Rambak Kulit

    Dikenal sebagai "Kampung Rambak," pusat produksi kerupuk rambak kulit sapi dan kerbau yang digerakkan oleh puluhan UMKM rumahan.

  • Sinergi Agribisnis Hulu-Hilir

    Menjalankan model ekonomi yang mengintegrasikan sektor hulu (peternakan sapi) dengan sektor hilir (industri pengolahan kulit) secara efektif.

  • Basis Pertanian yang Kuat

    Memiliki fondasi ekonomi yang kokoh pada sektor pertanian padi sawah beririgasi, menjadikannya desa yang mandiri pangan.

XM Broker

Di hamparan subur Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, terdapat sebuah desa di mana keterampilan warganya mampu mengubah produk sampingan peternakan menjadi salah satu camilan paling dicari. Desa Gombang, sebuah komunitas agraris yang tangguh, telah memantapkan dirinya sebagai "Kampung Rambak" yang legendaris. Di desa ini, kulit sapi dan kerbau yang seringkali dianggap kurang bernilai, diolah melalui proses tradisional yang telaten menjadi kerupuk rambak yang renyah dan gurih. Profil Desa Gombang ialah sebuah kisah tentang kecerdasan dalam melihat peluang, menciptakan nilai tambah dan membangun sebuah ekosistem ekonomi yang bersinergi antara peternakan, industri pengolahan, dan pertanian.

Geografi Perbatasan dan Lanskap Demografi

Desa Gombang secara administratif terletak di bagian selatan Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Posisinya berada di kawasan perbatasan yang strategis, bersinggungan langsung dengan wilayah Kabupaten Klaten. Lokasi ini menempatkannya pada jalur interaksi ekonomi dan sosial yang penting antar dua kabupaten yang sama-sama memiliki basis agraris yang kuat. Wilayahnya merupakan dataran rendah yang subur dengan pasokan air irigasi yang melimpah, kondisi ideal yang menopang seluruh pilar ekonominya.Luas wilayah Desa Gombang yaitu sekitar 2,24 kilometer persegi. Batas-batas wilayahnya meliputi: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Jatirejo. Di sebelah timur, bersebelahan dengan Desa Cepokosawit. Sementara di sisi selatan, berbatasan dengan wilayah Kecamatan Wonosari, Klaten, dan di sebelah barat, berbatasan dengan Desa Kemasan.Berdasarkan data kependudukan resmi yang tersedia, Desa Gombang dihuni oleh 3.585 jiwa. Dengan luas wilayahnya, tingkat kepadatan penduduknya mencapai 1.600 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini mencerminkan desa yang hidup dan produktif, di mana lahan dimanfaatkan secara efisien untuk permukiman, area industri rumahan, serta hamparan lahan pertanian yang luas.

Industri Rambak Kulit: Jantung Ekonomi Kreatif Desa

Identitas utama yang melekat dan menjadi mesin penggerak ekonomi Desa Gombang ialah industri kerupuk rambak kulit. Puluhan unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang ini tersebar di seluruh penjuru desa, menjadikan produksi rambak sebagai aktivitas ekonomi harian. Usaha ini mayoritas berskala industri rumahan, di mana proses produksi dari awal hingga akhir dilakukan di lingkungan rumah dengan melibatkan anggota keluarga.Keterampilan membuat rambak diwariskan secara turun-temurun. Para perajin memiliki keahlian khusus dalam setiap tahapan proses yang rumit, mulai dari pemilihan kulit berkualitas, pembersihan bulu, perebusan, penjemuran di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering, pemotongan, hingga proses penggorengan akhir yang menentukan tingkat kerenyahan dan mekarnya rambak."Kunci utama rambak yang bagus itu ada di proses penjemuran. Harus benar-benar kering sempurna sebelum digoreng. Ini keahlian yang sudah diajarkan orang tua kami," terang seorang perajin senior di Desa Gombang.Produk rambak dari Gombang, baik yang berasal dari kulit sapi maupun kerbau, telah memiliki pasar yang sangat luas. Rambak ini tidak hanya dijual di pasar-pasar lokal Boyolali dan Klaten, tetapi juga dipasok ke berbagai toko oleh-oleh, restoran (seringkali sebagai pelengkap soto atau hidangan berkuah lainnya), dan distributor besar yang membawanya ke kota-kota lain. Industri ini secara efektif menciptakan lapangan kerja dan menjadi sumber pendapatan andalan bagi banyak keluarga di desa.

Sinergi Peternakan dan Pertanian

Keberhasilan industri rambak di Desa Gombang tidak dapat dilepaskan dari kekuatan sektor peternakan di Kabupaten Boyolali yang dikenal sebagai lumbung ternak. Ketersediaan bahan baku utama, yaitu kulit sapi dan kerbau, relatif terjamin berkat pasokan dari rumah-rumah potong hewan dan para peternak lokal. Hubungan ini menciptakan sebuah sinergi agribisnis hulu-hilir yang efisien: sektor peternakan di hulu menyediakan bahan baku, dan sektor industri di hilir mengolahnya menjadi produk bernilai jual tinggi.Di samping industri rambak dan peternakan, Desa Gombang tetap berdiri kokoh di atas fondasi utamanya sebagai desa pertanian. Hamparan sawah beririgasi teknis yang subur menjadi tulang punggung ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi desa. Para petani dengan tekun menanam padi, memastikan kebutuhan pokok warga terpenuhi dan memberikan kontribusi pada surplus pangan regional. Sektor pertanian ini menjadi jaring pengaman ekonomi yang krusial, memberikan kepastian di tengah fluktuasi harga bahan baku atau permintaan pasar untuk produk rambak.

Peran Pemerintah Desa dan Tantangan Industri

Pemerintah Desa Gombang memainkan peran penting sebagai pendukung dan fasilitator bagi pertumbuhan industri unggulannya. Upaya-upaya yang dilakukan antara lain memfasilitasi para pelaku UMKM untuk mendapatkan pelatihan mengenai pengemasan yang lebih modern dan higienis, serta membantu dalam proses pengurusan izin usaha dan sertifikasi produk seperti PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) dan Halal.Meskipun terus berkembang, industri rambak juga menghadapi sejumlah tantangan. Fluktuasi harga dan ketersediaan kulit mentah, persaingan dengan produk sejenis dari daerah lain, serta kebutuhan akan inovasi produk dan pemasaran menjadi beberapa isu yang perlu diatasi. Selain itu, pengelolaan limbah dari proses awal pembersihan kulit juga menjadi perhatian agar tidak menimbulkan dampak lingkungan.Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), diharapkan dapat terbentuk sebuah wadah kolektif yang bisa membantu mengatasi tantangan tersebut, misalnya dengan menciptakan merek bersama "Rambak Gombang" atau membangun pusat pemasaran dan galeri produk desa.

Penutup: Visi Gombang sebagai Sentra Kuliner Unggulan

Desa Gombang, Kecamatan Sawit, adalah teladan nyata dari sebuah desa yang mampu mengkapitalisasi potensi lokal menjadi sebuah keunggulan kompetitif. Dengan mengubah produk sampingan menjadi camilan favorit yang bernilai ekonomi tinggi, masyarakat Gombang telah membuktikan semangat wirausaha dan kreativitasnya. Sinergi yang kuat antara peternakan, industri, dan pertanian menciptakan model ekonomi pedesaan yang tangguh dan berkelanjutan. Ke depan, dengan penguatan branding dan inovasi, Desa Gombang memiliki visi besar untuk tidak hanya dikenal sebagai kampung produsen, tetapi juga sebagai destinasi wisata kuliner dan sentra oleh-oleh rambak terkemuka di Boyolali.